Overview

Konferensi UOB Gateway to ASEAN adalah konferensi regional tahunan yang mempertemukan para pemimpin bisnis, pemerintah dan mitra dagang, serta pakar dalam berbagai bidang untuk mengeksplorasi peluang pertumbuhan dan investasi bagi perusahaan yang melakukan bisnis antar, dan di dalam ASEAN.

Konferensi UOB Gateway to ASEAN 2023 akan diadakan di Indonesia dan berporos pada tema utama "ASEAN Forging Ahead".

Berfokus pada peran strategis Indonesia dalam kerja sama ASEAN dan perdagangan antar wilayah, konferensi ini akan mengupas tiga “Penghubung ASEAN” (ASEAN Connector) yang menjadi katalis dalam ekonomi berkelanjutan:

Kebijakan pemerintah dalam memfasilitasi harmonisasi bisnis lintas wilayah.

Jaringan digital yang mendorong kelancaran aliran modal, memungkinkan pertumbuhan perdagangan dengan, dan di dalam kawasan ASEAN.

Pusat aktivitas industrial dan infrastruktur yang mendukung perekonomian keberlanjutan global.


Delegasi acara juga berkesempatan untuk membangun network bersama para pemimpin bisnis dengan pemahaman yang sama dan mendapatkan akses terhadap rangkaian saran dan solusi dari pakar-pakar UOB serta mitra ekosistem.

Posisikan perusahaan Anda untuk memanfaatkan peluang di Indonesia, sebagai pintu gerbang pendorong pertumbuhan bisnis Anda di ASEAN.

Speakers

...

Airlangga Hartarto

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RepubIik Indonesia

...

Luhut Binsar Pandjaitan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia

...

Arifin Tasrif

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia

...

Satvinder Singh

Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Komunitas Ekonomi ASEAN

...

Wee Ee Cheong

Deputy Chairman and CEO UOB

...

Frederick Chin

Head of Group Wholesale Banking and Markets, UOB

TBC

...

Ernest Saudjana

Managing Director & Senior Partner, Boston Consulting Group

...

Dicky Kartikoyono

Assistant Governor of Payment System Policy Department, Bank Indonesia

...

Enrico Tanuwidjaja

Ekonom Senior, UOB

...

Akhmad Fazri

Direktur Keuangan MIND ID

...

Clyde Cheng

Presiden, Great Wall Motor ASEAN

...

Yudo Dwinanda Priaadi

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia

...

Bonar Silalahi

Managing Director and Head of Sector Solutions, Group Wholesale Banking, UOB

...

Patrick Sugito Walujo

Chief Executive Officer, GoTo

...

Megawaty Khie

Director, Channels and Strategic Partnerships, Southeast Asia, Google Cloud

...

Semuel Abrijani Pangerapan

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia

...

Terence Koh

Managing Director and Head, Telecom, Media & Technology, Sector Solutions Group, UOB

Agenda

11 October 2023, Jakarta
chevron

9:00

Sambutan oleh UOB

  • Hendra Gunawan, Presiden Direktur UOB Indonesia
  • Wee Ee Cheong, Deputy Chairman and CEO UOB

9:10

Special Opening Statements oleh Tamu Kehormatan

  • Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RepubIik Indonesia
  • Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia
  • Satvinder Singh, Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Komunitas Ekonomi ASEAN

9:45

Fireside Chat:
Memahami Value Chain yang Menggerakan Perekonomian ASEAN

Speakers:
  • Ernest Saudjana, Managing Director dan Senior Partner, Boston Consulting Group
  • Frederick Chin, Head of Group Wholesale Banking and Markets, UOB

ASEAN telah terbukti tangguh di tengah risiko resesi, dengan pertumbuhan yang relatif baik dengan inflasi tercatat di bawah ekonomi negara-negara G3 dan jauh lebih baik dibandingkan negara berkembang lainnya. Namun, hal ini sebaiknya tidak dianggap sebagai sesuatu yang pasti. Dengan meningkatnya risiko pemulihan dan kemungkinan berkurangnya momentum integrasi perdagangan global, serta dampak ekonomi dari kemungkinan hasil resesi yang berkepanjangan, ASEAN harus terus fokus pada konektivitasnya untuk meningkatkan perdagangan intra-regional agar kawasan ini dapat terus tumbuh secara berkelanjutan di tengah risiko resesi.

Data dan analisis menunjukkan bahwa kawasan ASEAN dapat membangun sinergi melalui konektivitas perdagangan intra-ASEAN untuk menangkap peluang pada area strategis yang dapat mempertahankan prospek pertumbuhan di masa depan.

Di mana saja area yang berpeluang tinggi? Hal apa yang dapat dilakukan perusahaan di dalam dan di luar ASEAN untuk terlibat, atau menciptakan keunggulan sebagai pionir?


10:20

Pemaparan:
Indonesia sebagai Pintu Gerbang yang Membuka Konektivitas ASEAN (Indonesia As A Gateway To Unlocking ASEAN Connectivity)

Speakers:
  • Enrico Tanuwidjaja, Ekonom Senior, UOB

Sesi ini membahas peran penting dan kekuatan Indonesia bagi ASEAN serta peluang utama yang dapat dikaitkan dengan kerja sama ekonomi dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya, dan/atau ASEAN dengan negara lain di dunia.

Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN dapat berfungsi sebagai pusat produksi utama bagi kawasan dan sebagai pusat e-commerce dan jasa, menjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi menarik dengan landasan yang signifikan untuk memonetisasi potensinya. Indonesia diperkirakan dapat menghasilkan pasar e-commerce terbesar di ASEAN senilai USD600 miliar pada tahun 2025 dan tahun-tahun mendatang. Digitalisasi menjadi faktor utama yang memungkinkan ekosistem untuk berkembang. Diskusi lebih lanjut pada bidang ini akan membuka wawasan dijadikan referensi oleh bisnis.

Peluang penting lainnya adalah proyek visioner untuk merelokasi ibu kota Jakarta saat ini ke ibu kota baru, Ibu Kota Nusantara (IKN). Sebagai terobosan penting dalam mewujudkan Indonesia 2045, IKN direncanakan dan dirancang sebagai pusat pertumbuhan baru dengan tiga kritera utama: cerdas, hijau, dan berkelanjutan.

Bagaimana investor asing dan domestik dapat memperoleh manfaat dari IKN? Bagaimana reformasi struktural yang luas dapat mendorong terciptanya lingkungan bisnis yang mendukung dan menjadi daya tarik penanaman modal asing untuk pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan, dan dimana peluang kerja dengan ASEAN dalam bidang ini?


10:40

Diskusi Panel:
Memberi Nilai Tambah pada Sektor Komoditas (Adding Value to the Commodities Sector)

Opening Remarks:
  • Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia
Speakers:
  • Akhmad Fazri, Direktur Keuangan MIND ID
  • Clyde Cheng, President Great Wall Motor ASEAN
  • Yudo Dwinanda Priaadi, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
  • Bonar Silalahi, Head of Sector Solutions Group, Group Wholesale Banking, UOB

Indonesia mengambil kendali lebih besar atas sumber daya alam yang dimiliki – memberikan nilai tambah dalam negeri serta memberi insentif untuk investasi fasilitas pengolahan yang menggeser keseimbangan kekuatan ekonomi internasional. Sebagai contoh, produksi bijih nikel Indonesia mengalami peningkatan, dengan seluruh komoditas dijual dan diproses dalam negeri pada tahun 2021. Ekspor logam yang mengandung nikel telah meningkat secara pesat. Sebagian besar investasi sektor logam mengalir ke sektor nikel, mengubah bijih nikel Indonesia menjadi besi nikel yang digunakan untuk produksi besi tahan karat atau stainless steel. Beberapa perusahaan juga berencana untuk mengubah bijih tersebut menjadi produk perantara yang akan digunakan untuk pembuatan baterai pada pasar kendaraan listrik (EV) yang sedang berkembang.

Pelajaran apa yang dapat dipetik dari kondisi ini? Peluang apa yang terbuka bagi investor asing? Bagaimana dampaknya terhadap pemain hilirisasi lainnya dalam rantai nilai atau value chain? Apakah peralihan ke arah nilai yang lebih tinggi menciptakan tantangan dan prospek baru?

Diskusi panel ini bertujuan untuk memberikan:

  1. Gambaran mengenai undang-undang utama dan dorongan ekonomi seputar pergerakan menuju nilai tambah di sektor komoditas, serta dampaknya terhadap pertumbuhan jangka panjang dan pertimbangan keberlanjutan/transisi bagi perekonomian Indonesia dan ASEAN.
  2. Area peluang investasi dalam value chain logam dan pertambahan, termasuk hulu dan hilir.
  3. Kebutuhan akan konektivitas finansial yang lebih besar, dan dampaknya, mengembangkan peran lembaga keuangan.

11:35

Diskusi Panel:
Mewujudkan Ekonomi Digital (Unleashing The Digital Economy)

Speakers:
  • Dicky Kartikoyono, Assistant Governor of Payment System Policy Department, Bank Indonesia
  • Patrick Sugito Walujo, Chief Executive Officer, GOTO
  • Megawaty Khie, Director, Channels and Strategic Partnerships, Southeast Asia, Google Cloud
  • Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
  • Terence Koh, Managing Director and Head, Telecom, Media & Technology, Sector Solutions Group, UOB

Masyarakat Indonesia menjadi semakin cakap digital (tech-savvy), namun penetrasi internet masih rendah. Jika Indonesia menerapkan digitalisasi, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan sekitar USD150 miliar – 10 persen PDB – pada tahun 2025. Teknologi digital dapat meningkatkan produktivitas lintas sektor dan memperluas partisipasi dalam perekonomian bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun, percepatan kemajuan digital di Indonesia akan mewajibkan bisnis untuk melangkah lebih lanjut dalam menghadapi tantangan dan melakukan transformasi fundamental.

Tiga tren besar yang memungkinkan Indonesia merealisasikan potensi digital: infrastruktur, konsumen, dan bisnis.

  1. Peluang Infrastruktur – peningkatan konektivitas digital: Indonesia perlu berinvestasi dalam infrastruktur digital yang modern untuk meningkatkan konektivitas secara domestik dan internasional. Hal ini termasuk meningkatkan jaringan kabel domestik dan membangun kemampuan 4G dan 5G.
  2. Basis Konsumen Digital yang Berkembang: Indonesia adalah pasar e-commerce terbesar ke-11 dengan proyeksi pendapatan sebesar US$42.28 miliar pada tahun 2023. Pendapatan diperkirakan akan tumbuh dengan laju pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR 2023-2027) sebesar 10,4%, sehingga menghasilkan proyeksi volume pasar sebesar US$67,30 miliar pada tahun 2027. Penetrasi pengguna akan mencapai 70,8% pada tahun 2023 dan diperkirakan akan mencapai 85,5% pada tahun 2027. Selain itu, Indonesia adalah negara yang mengutamakan penggunaan seluler; sekitar 75 persen pembelian daring dilakukan melalui perangkat seluler. Statistik penggunaan ini jauh melebihi negara-negara yang sudah maju secara digital seperti Amerika Serikat, dimana media ini sudah ada sejak lama dan berkembang secara mapan.
  3. Budaya Start-up yang Berkembang: Meskipun digitalisasi masih rendah di sektor-sektor kunci Indonesia, startup telah tumbuh secara konstan dan berkembang secara menyeluruh. Tahun 2016, total pendanaan start-up di Indonesia diperkirakan mencapai US$ 1,7miliar. Selain Jakarta, Bandung dan Surabaya juga turut berkembang menjadi pusat inovasi.

Hal ini membuka peluang pertumbuhan yang sangat besar untuk Indonesia.

Diskusi panel ini bertujuan untuk memberikan:

  1. Gambaran mengenai potensi ekonomi jangka panjang yang besar ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan kebutuhan untuk berinvestasi dalam skala besar, didukung oleh wawasan dan studi kasus dari para pelaku industri terkemuka.
  2. Kemitraan dengan investor asing yang tepat, dapat mempercepat evolusi digital Indonesia, menciptakan value chain baru seiring dengan peningkatan sektor pertumbuhan tradisional seperti pertambangan, elektronik, dan transportasi.
  3. Kebutuhan akan konektivitas finansial yang lebih besar, dan tentunya akan membutuhkan peran lembaga keuangan yang lebih berkembang.

12:30

Kata Penutup

  • Harapman Kasan, Direktur Wholesale Banking, UOB Indonesia
uob obfauob obfa